Teknik komunikasi yang tepat akan membuat pesan yang ingin disampaikan tersampaikan dengan baik. Lalu bagaimana dengan anak usia dini?

Anak usia dini masih berproses dalam mengembangkan kemampuan berbahasa. Mereka juga masih belum bisa membedakan antara imajinasi dan realita.  Itulah mengapa diperlukan teknik komunikasi yang tepat saat berbicara dengan anak.

Beberapa orang tua mengeluh kesulitan memberi instruksi pada anak. Saat diminta jangan lari, malah bertambah kencang larinya. Dipanggil, anak asyik bermain tak menjawab. dIminta tidak naik tangga, yang dilakukan malah sebaliknya.

Semua terkesan seolah-olah anak kok susah dibilanginnya ya. Yang lebih memprihatinkan, anak diberi label negatif. “Dasar anak nakal, nggak nurut kalau dibilangin orang tua.”

Teknik Komunikasi Dengan Anak Usia Dini

Setiap permasalahan ada sebabnya. Saat anak tak mengerti keinginan orang tua, yang menjadi pertanyaan: bagaimana cara orang tua berkomunikasi? Apakah cara berkomunikasi sudah baik, benar dan efektif?

Untuk menjawab semua itu, pahamilah teknik komunikasi. Bicara pada anak yang berbeda usia, beda caranya. Kemampuan berpikir dan nalar anak usia dini masih berproses. Aspek tumbuh kembangnya pun belum sempurna. Untuk membuatnya mengerti, perlu cara yang tepat sesuai usianya. Berikut teknik komunikasi pada anak usia dini agar lebih efektif:

Kontak mata

Teknik komunikasi pada anak usia dini, yang paling penting adalah  kontak mata. Pastikan kita sudah dapat perhatiannya. Sejajarkan posisi agar dapat saling menatap. Hal ini untuk memastikan bahwa anak betul-betul mendengarkan. Setelah itu, sampaikan apa yang diinginkan dari anak. Contoh: “Nak, kamu boleh main. Setelah itu, rapikan kembali mainannya ya.”

Lihat kondisi anak

Saat hendak berbicara, perhatikan fokusnya anak. Apakah anak sedang melakukan kegiatan? Jika ya, mintalah untuk berhenti sejenak. Saat anak sedang melakukan sesuatu, ia akan fokus. Jika orang tua langsung bicara, anak tidak akan mendengarkan.

Teknik komunikasi yang kurang tepat dapat membuat anak seolah-olah tidak mengikuti instruksi orang tuanya.

Sampaikan dengan kalimat positif

 “Jangan lari-lari, Nak. Nanti jatuh.” Anak dapat mendengar apa yang dikatakan orang tua. Karena kemampuan nalarnya belum sempurna, pesan yang ditangkap bisa berbeda. Otak anak akan merekam kata lari dan jatuh. Sehingga bisa jadi anak semakin berlari dan akhirnya jatuh.

Jika tidak ingin anak berlari, sampaikan untuk berjalan pelan. Gunakan teknik komunikasi yang tepat dengan menyampaikan pesan menggunakan kalimat positif. “Jalannya pelan-pelan saja ya. Hati-hati saat berjalan ya, Nak.” Dengan begitu, poin yang ingin disampaikan terekam oleh otak. Saat anak mendengar, diproses oleh otak. Otak memerintahkan gerakan sesuai pesan yang ditangkap.

Konfirmasi

Teknik komunakasi selanjutnya adalah meminta anak untuk mengkonfirmasi. Setelah menyampaikan pesan ke anak, minta anak mengulangi apa yang ia pahami. “ Mama bilang, adik boleh main. Setelah main harus apa?” Jawaban dan ekspresi anak bisa jadi tolak ukur apakah pesan sudah tersampaikan.

Sampaikan pesan dengan bahasa cinta

Saat ada orang yang berbicara, pendengar lebih suka mana? Orang berbicara dengan nada tinggi atau lembut? Menggunakan ekspresi marah atau ramah? Begitu juga dengan anak. Perlakukan anak seperti kita ingin diperlakukan. Selain karena anak akan meniru, bahasa cinta juga membangun kedekatan secara emosional.

Saat kedekatan sudah terjalin kuat, maka akan saling mengerti. Anakpun akan mudah mendengarkan dan memahami orang tua. Seringlah beri anak pelukan dan pujian atas hal baik yang ia lakukan. Bahasa tubuh juga salah satu teknik komunikasi yang efektif.

Jadilah pendengar yang baik

Untuk menjadi pendengar yang baik, anak butuh contoh. Jadilah pendengar yang baik untuk anak. Saat anak berbicara, dengarkan dengan antusias. Beri respon yang baik pada anak. Maka anak juga akan melakukan hal yang sama.

Bersabar pada setiap proses

Saat anak tidak mendengarkan, cari cara untuk ambil perhatiannya. Saat anak tidak melakukan apa yang diminta, ingatkan kembali baik-baik. Tetap respon anak dengan tenang dan bersabar. Ulangi pesan yang ingin disampaikan dengan jelas. Berikan contoh melalui gerakan jika diperlukan.

Demikian 7 teknik komunikasi pada anak usia dini. Sebagai seorang ibu, penulis juga mempraktekkannya. Alhamdulillah, dengan penerapan teknik ini anak-anak dapat mengerti pesan yang disampaikan. Tak perlu berteriak untuk meminta anak melakukan sesuatu :). Anak aman, ibu pun tenang.